HARAM: Penimbun dan Penjual Masker DADAKAN Wajib BACA !

HARAM: Penimbun dan Penjual Masker DADAKAN Wajib BACA !

Semoga para pembaca opini ini dalam keadaan tetap sehat walaupun ditengah pandemi covid 19,

Jaga kesehatan selalu ya !

Opini ini gua tulis karena kekeselan gua terhadap beberapa oknum yang semena-mena jualin daganganya.

Permualaan …

Ditengah situasi yang kacaw balau karena covid 19, ditambah efek hukum ekonomi Supply dan demand.

Sungguh dan sangat sungguh hal wajar kalau kita berjualan produk seperti masker, handsanitizer, jamu-jamuan, dan apa pun yang mempunyai ‘oppurtunity‘ dalam keadaan pandemi seperti ini.

Saat kita akan mengeluarkan produk kita harus melihat ancaman dan peluang yang ada di lingkungan luar. Bahkan dalam situasi apa pun, tidak terkecuali saat pandemi covid 19 ini.

Tidak ada yang menyalahkan, memang itu hukumnya.

Produsen akan berusaha terus memasok ketika harga barang naik, dikarenakan supply yang kurang dan banjirnya permintaan pasar.

Tapi…

Yang salah dari semua itu adalah beberapa oknum yang memanfaatkan peluang ini tanpa melihat nilai kekuatan dan kelemahan produknya, bahkan lebih jahatnya mereka tau jika produk yang mereka buat tidak memiliki kekuatan sama sekali alias ASAL JUAL !

Produk yang mereka buat tidak memiliki nilai manfaat sama sekali !

Padahal dalam tiga tingkatan yang harus dimiliki sebuah produk yaitu nilai inti produk, aktual produk, dan nilai tambah produk. Manfaat produk ada pada ‘inti produk’,

Maka nilai manfaat produk itu sendiri adalah hal yang paling wajib ada pada sebuah produk. Jika nihil nilai kemanfaatan tidak pantas sebuah barang dikatakan sebagai produk !

Ceunah ceuk urang mah seperti itu

Crazy nya penjual dadakan sekarang, mereka mengabaikan nilai tersebut.

Midsetnya hanya uang uang uang dan uang.

Apa tujuan berbisnis untuk mendapatkan uang ? IYAAAA, profit adalah tujuan utama dari berbisnis.

Tapi apa hanya uang ? TIDAKKKK !

Banyak hal yang penting, yaitu proses dalam menciptakan profit tersebut. misalnya seperti kepuasaan pelanggan sehingga pelanggan tersebut berpotensi membeli kembali dan kepuasan batin kita sendiri sebagai produsen.

sumber: twitter.com/Anelies_Syarief

Ini adalah salah satu contoh kasus yang terjadi saat ini, banyak penjual masker yang menjual masker bekas padahal masker 3 ply jenis itu hanya bisa digunakan 1x saja.

  • Ada kah nilai manfaat dari produk tersebut ? jelas tidak ada.
  • Ada kah kepuasan pelanggan ? Gak mungkin
  • Ada kah pemasukkan untuk oknum itu ? Jelas ada

Lah kan jelas kalau itu barang bekas, pasti nilai manfaatnya udah ga ada dong ?

Mari simak video dibawah ini:

Terlepas dari produk tersebut bekas atau baru, nilai manfaat dari suatu produk wajib ada.

Lihat masker kain pada video diatas ? jika kita analisa hal keliru dari masker diatas adalah dari pemilihan jenis kain.

Oknum ini membuat masker dengan kain scuba yang tipis dan kain ini bersifat lentur. Jelas dong kalau kita pakai si masker akan merenggang dan pori-pori dari si masker pun akan melebar.
Padahal masker kain sudah tergolong sebagai masker pegangan terakhir jika masker 3 ply tidak ada.

Daripada disebut sebagai masker lebih cocok kalau dia jual dengan sebutan aksesoris fashion.
Dan parahnya dia jual dengan harga yang sama dengan masker kain yang lebih worth it.

Yang Costumer inginkanMasker yang ber’manfaat‘ sebagai penghalau dari Virus
Yang Oknum Masker buatKain tipis modis
Adanya ketidakcocokan antara permintaan dan supply

Kita balik lagi ke pertanyaan sebelumnya,

  • Ada kah nilai manfaat dari produk tersebut ? jelas tidak ada.
  • Ada kah kepuasan pelanggan ? Gak mungkin (kalau dia sadar masker itu gak guna)
  • Ada kah pemasukkan untuk oknum itu ? Jelas ada

Hal ini bukan hanya terjadi pada masker saja

Bahkan handsanitizer pun ada yang isinya hanya air 🙁
Saya lupa screenshot korbannya, tapi yang jelas dia mengeluh kenapa jika memang mengandung alkohol produk yang ia beli tidak terasa dingin sama sekali, bahkan dia bilang malah mirip air.

Bagaimana dengan penimbun masker ?

Dari Sa’id bin Musayyab ia meriwayatkan: bahwa Ma’mar, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menimbun barang, maka ia berdosa” (HR. Muslim)

Pernah denger cerita dulu waktu zaman penjajahan mereka (Belanda) ngepangkas rempah rempah di Indonesia dan ngelarang petani rempah rempah jual selain ke mereka. Mereka lakuin itu demi harga rempah rempah naik melonjak ! Mereka timbun, terus jual dengan harga mahal !

(Note: Lupa rempahnya itu apa)

Bedanya nih oknum sama mereka apa ? (serius nanya nih gua)

Kawan…

Bukannya tidak boleh meraup keuntungan, bukannya kita melarang. Tapi coba tengok sisi etika berbisnis. Coba tengok saudara-saudaramu yang sedang kesusahan.

Bagus jika kamu menjual masker dan barang apa pun yang berguna untuk situasi sekarang. Sungguh sangat sungguh itu banyak membantu khalayak masyarakat yang membutuhkan

Tapi…

Janganlah kau jual dengan asal, jangan hanya menjual. Perhatikan lebih rinci pada kualitas produkmu agar bukan hanya untuk kamu saja manfaat yang dirasa, tapi untuk banyak orang juga yang menggunakan produkmu.

Agar ada selalu berkah dan pahala yang selalu mengiringi dirimu

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”

(Al-Isra Ayat 7)

Sekian Opini yang lebih menjerumus ke unek unek gua,

So, bagaimana pendapat kalian terhadap oknum seperti ini ?

Share Artikel Ini:

Share on facebook
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on whatsapp
Share on twitter
Share on telegram
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on print
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

Komentar Pembaca

Tinggalkan Balasan